Resume ke-18
Senin, 27 Juni 2022
Pertemuan ke-18
Pelatihan Menulis PGRI
Narasumber : Raimundus Brian P.,S.Pd
Moderator : Mutmainah
Bismillahirrahmaanirrahiim..
Assalamualaikum wr.wb
Salam blogger mania🙂
Alhamdulillah sampai juga kita di pertemuan ke-18 malam hari ini. Pertemuan malam ini spesial buat saya, karena partner mengajar saya di sekolah saat ini berperan sebagai nara sumber handal yang akan mengisi materinya.
Ya benar, Pak Bri, saya biasa panggil beliau demikian sehari-hari di sekolah. Guru muda yang aktif, melaju cepat dengan dunia literasinya. Penulis 3 buku solo dan 14 buku antologi. Super memang dia👏👏👏. Jauh lebih muda dari saya, namun torehan prestasi literasinya membuat saya ingin lebih dalam mengenal dunia tulis menulis. Inilah motivasi awal saya ikut dalam pelatihan belajar menulis PGRI. Mau ah punya buku juga seperti Pak Bri🤗...
Baiklah sobat blogger semua, tanpa berpanjang kata kita mulai saja ya resume saya tentang "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie". Oh iya hampir terlupa, moderator pemandu pertemuan kita yang cantik kali malam hari ini, adalah Ibu Mutmainah, kita bisa menyapanya dengan panggilan Ibu Emut.
Sobat blogger, mengawali materi, Pak Bri bertanya sesuai tema malam ini, *Mengapa menerbitkan buku dikatakan semakin mudah ?* Ternyata sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Naskah pasti diterbitkan, dan proses penerbitannyapun mudah dan cepat.
Ciri-Ciri Penerbit Indie
1. Tidak ada seleksi, semua jenis naskah diterima
2. Proses terbit cepat (1-3 bulan)
3. Biaya penerbitan bervariasi tergantung ketentuan dan fasilitas penerbitan
4. Biaya cetak ulang dan ongkir ditanggung penulis
5. Tidak memasarkan buku ke toko buku
6. Penulis menentukan sendiri harga bukunya
7. Penulis yang memasarkan sendiri bukunya jika ingin bukunya laris
Bagi penulis pemula tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri.
Memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas penerbitan, atau jika ingin cetak ulang, tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.
Tips mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie
● Biaya penerbitan
● fasilitas penerbitan
● Batas maksimal jumlah halaman
● Ketentuan dan Biaya cetak ulang
● Apakah dapat Master PDF
● Jumlah buku yang didapat penulis
Hal-hal tersebut disesuaikan dengan kondisi/keinginan penulis.
Pak Bri dapat membantu menghubungkan penulis ke pihak penerbit.
Mengapa Membantu Guru Menerbitkan Buku?
* Belum ada referensi penerbit indie
* Memilihkan penerbit yang terjangkau, berkualitas, dan terpercaya
* Membantu komunikasi ke penerbit
* Memberi pengalaman menerbitkan buku yang memuaskan
Pak Bri memiliki rekanan penerbit indie, yaitu Penerbit Depok dan Penerbit Malang. Kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. Hasil cetakannya bagus. Penulis bisa membuktikannya sendiri. Pak Bri sendiri yang akan mengawal dan menjamin buku sampai terbit.
Penerbit Depok cocok untuk penulis yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, tidak berencana cetak ulang, sekadar untuk pribadi saja, sehingga tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Di sisi lain, Biaya penerbitan yang terbilang murah membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.
Penerbit Malang cocok untuk penulis yang berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.
Perpusnas memiliki kebijakan pembatasan penerbitan nomor ISBN. Dua penerbit rekanan Pak Bri tersebut tetap bisa mengeluarkan nomor ISBN, walaupun sekarang ini menerbitkan buku ber-ISBN perlu waktu yang cukup lama (3-4 bulan).
Cara Mengirim Naskah ke Penerbit
Jika nanti penulis ingin mengirim naskah buku ke salah satu penerbit rekanan Pak Bri tersebut, sertakan kelengkapan naskah yaitu:
1. cover ( judul buku dan nama penulis saja),
2. Prakata,
3. daftar isi (tanpa nomor halaman),
4. profil penulis,
5. sinopsis
Semuanya digabung dalam 1 file word, juga jangan tentukan deadline kapan buku harus terbit. Karena naskah yang masuk ke penerbit tidak hanya 1-2 saja. Tapi puluhan setiap bulannya belum lagi proses cetak sekitar 2 minggu. Menerbitkan buku bukan seperti fotocopy yang bisa sehari jadi.
Sebagai penutup pertemuan, ungkapan Pak Bri patut kita coba dan lakukan "Jangan takut untuk menerbitkan buku jika kita punya naskah, dan jangan hanya disimpan di folder dalam laptop saja. Siapa tahu orang lain menyukai atau bahkan membutuhkan tulisan kita".
Siapa tahu, siapa berani, dan siapalah kita, bila belum mencoba....
Jangan kendor semangat,,, yuk bisa terbitkan tulisan melalui bukuKu💪
Wassalamualaikum wr.wb
Halo partnerku hehehehe......
BalasHapusMantap nih cepet juga bikin resumenya. Penulisan rapi. Penggunaan huruf tebal bikin membacanya lebih enak. Tapi nanti kalau dijadiin naskah buku, samain ukuran dan jenis hurufnya ya hehhee
Yuk Bisa Yuk bukunya terbit
Yeeeyy, trimaksih masukannya pak Bri🙏
HapusWaaah ternyata ibu fatner kerjanya pk Brian yaaa, resumenya oke punya tuh bun🥰
BalasHapusKetahuan ya bu Emut, trimaksih sudah mengunjungi bu🙏
HapusMantap bu ulfa, bisa menggali ilmu lebih banyak ke pak brian krna berdekatan..
BalasHapusTrimakasih yandri sudah mampir ke blog saya🙏
HapusAyo bungkus buku solo di penerbit Indie
BalasHapusTrimakasih bu
HapusMantap resumenya bu Ulfa...
BalasHapusTrimaksih bu sudah mampir🙏
HapusSemangat menuju buku solo Bu
BalasHapusAyu atuh bu athiyah, semangat
HapusTulisane endos takendos kendos Bun...semangat...
BalasHapusTrmkasih bu elmi sudah mampir di blog saya
Hapus