Senin, 13 Juni 2022

PROOFREADING SEBELUM MENERBITKAN TULISANn

Resume pertemuan ke 12

Senin, 13 Juni 2022

Pertemuan ke 12

Pelatihan Menulis PGRI

Narasumber : Susanto  S.Pd

Moderator    : Nur Dwi Yanti 

Bismillahirrahmaanirrahiim... 

Pertemuan malam hari ini dibuka dengan pembacaan basmallah yang dipandu oleh moderator kita yang luar biasa, bu Nur Dwi Yanti. Sekilas informasi yang diberikan oleh moderator mengenai materi malam ini adalah, kita dapat mengetahui jenis kata hingga kalimat yang perlu diperbaiki melalui Proofreading. 

Yup betul, tema yang diangkat pada malam ini adalah mengenai Proofreading sebelum menerbitkan Tulisan. Materi ini dikupas tuntas oleh nara sumber handal kita, seorang guru yang berpengalaman dalam menulis, juga sebagai editor dan kreator konten yakni bapak Susanto, Pd. 

Beliau mengawali diskusi dengan membagikan tulisan kalimat-kalimat tanya untuk kita cermati. Kalimat tanya tersebut antara lain:                                   

* mengapa harus belajar menulis fiksi?       

* apa saja syarat menulis fiksi?

* apa saja bentuk cerita fiksi?           

* Apa saja unsur pembangun cerita fiksi

* bagaimana kita menulis cerita fiksi? 

Ternyata setelah dilakukan proofreading atau uji baca, masih ada kesalahan dalam penulisan ejaannya, baik itu huruf kapital di awal kalimat ataupun tanda tanya yg tidak ada dalam kalimat tanya. 

Proofreading atau kadang disebut sebagai uji baca dapat diartikan sebagai membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah ada kesalahan dalam teka tersebut. 

Dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud seperti penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah,  hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan. 

Proofreading dilakukan oleh proofreader atau editor. Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan bacaan atau tanda baca saja. Namun, ia harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang di uji baca bisa diterima logika dan dipahami. Seorang proofreader harus dapat mengenali :

1. Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak? 

2. Susunan kalimatnya sudah tepat atau belum? 

3. Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak? 

Seorang penulis sebaiknya juga merupakan proofreader, setidaknya untuk tulisannya sendiri, baik itu karya tulis ataupun blog. Karena apa?,biaya yang dikeluarkan untuk menyewa proofreader tidaklah sedikit, lumayan besar bila untuk berlembar-lembar karya tulis kita. 

Tahapan proffreading antara lain:

1. Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus sebagian. 

2. Merevisi penggunaan bahasabahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan oaragraf untuk meningkatkan aliran teks. 

3. Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar,  sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. 

4. Cek ejaan, pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI. Kemudian konsistensi nama dan ketentuannya, serta memperhatikan judul bab dan penomerannya. 

Hindari kesalahan-kesalahan kecil seperti: typo (kesalahan penulisan dan penyingkatan kata), memberi spasi (jarak) kata, tanda koma, tanda titik, tanda seru atau tanda tanya, dimana tanda baca tersebut tidak boleh terpisah dari kata yang mengikutinya. 

Itulah paparan diskusi kita pada malam hari ini. Akhir kata beliau menuliskan Selamat menulis dan melakukan proofreading ya Bapak Ibu keren! 




7 komentar:

MOTIVASI MENULUS DAN MENERBITKAN BUKU

Resume pertemuan ke-27 Senin, 18 Juli 2022 P ertemuan ke-27 Pelatihan Menulis PGRI Narasumber :  Dail Ma'ruf, M.Pd Moderator    :  Arofa...