Resume pertemuan ke-22
Rabu, 6 Juli 2022
Pertemuan ke-22
Pelatihan Menulis PGRI
Narasumber : Suharto, M.Pd
Moderator : Helwiyah
Bismillahirrahmaanirrahiim..
Assalamualaikum wr.wb
Salam blogger mania🙂
Kamis sore berlanjut malam, dan berakhir di Jumat pagi akhirnya saya dapat menuliskan resume pertemuan ke-21 secara estafet. Saya tidak ingin ketinggalan lagi, karena sudah hampir 8 pertemuan saya tertinggal. Semangat,,, huff. Bismillah....
Materinya menarik sekali, Menulis di kala Sakit. Saat kita berada pada kondisi sulit, baik itu sedang sakit atau banyaknya kesibukan dan keperluan, membuat kita mengurungkan niat bahkan buntu untuk menulis.
Saya jadi tak sabar untuk mengetahui apa yang menjadi alasan bagi penulis sehingga disaat-saat sakit sekalipun beliau masih tetap menulis dan melahirkan begitu banyak karya yang sangat menginspirasi.
Berikut adalah kisah nyata dari nara sumber kita Bapak Suharto, yang akrab dipanggil Cang Ato, seorang guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Jakarta. Kisah haru biru perjalanan beliau mulai dari Awal menulis, menulis di kala sakit, alat, waktu, dan kondisi menulis, hingga membuahkan hasil dari menulis.
Awal menulis
Mengapa menulis?
Tahun 2016 Cang Ato memiliki keinginan kuat untuk belajar menulis. Di sekolah MTSN beliau, mulai digencarkannya gerakan literasi sekolah. Selain itu sebagai wakil kurikulum, beliapun mencoba membuat buku panduan administrasi pembelajaran. Namun beliau menemukan kebuntuan dalam menulis. Beliau bingung menuliskan narasinya, menggabungkan format satu dengan yg lainnya, serta bingung bagaimana mengawali penjelasan-penjelasan dalam tulisannya. Dari kedua hal tersebut itulah, seorang Cang Ato memiliki motivasi kuat untuk belajar menulis.
Apa yang dilakukan?
Mulailah beliau membeli buku-buku tentang dunia tulis menulis serta mengikuti berbagai pelatihan disetiap hari libur sekolahnya. Mulai dari pelatihan PTK, Public Speaking, dan Teacher Writing yg disponsori oleh KSGN. Pada pelatihan Teacher Writing itulah Cang Ato menemukan kunci menulis "Tulislah apa yang kamu bisa, Tulislah apa yang kamu alami, Tulislah apa yang kamu derita". Dari situlah lahir buku antologi perdananya, dan berlanjut dengan buku solonya di akhir tahun 2017 " Mengejar Azan" yang diabadikan dalam lukisan kanvas yg diletakkan di depan saat beliau menulis.
Sungguh perjalanan Cang Ato hingga melahirkan buku ibarat kutipan Bambang Trimansyah yang berbunyi "Penulis tidak pernah dilahirkan, tetapi dia diciptakan. Bakat menulis tidak selalu dibawa sejak lahir, tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan".
Menulis di kala sakit
Tulisan takdir Yang Maha Kuasa tak ada yang menduga, tak ada yang menyangka, harus diterima tanpa ada tawar menawar dalam segala.
Tiba-tiba 18 Juli 2018, seluruh tubuh tak berdaya, seluruh saraf mati semua, dan hanya tersisa saraf-saraf di leher, hidung, telinga, mata, dan memori saja. Itulah keadaan Cang Ato yang menghancurkan kebahagiaannya seketika itu jua. Innalillahi wainnailaihi roojiun...
Tak hanya malam itu saja, selama 4,5 bulan berada di rumah sakit. 1,5 bulan di ICU, 2, 11 bulan di HCU, dan 1 bulan di ruang inap biasa dengan selang diseluruh tubuh. GBS (Guillain Barre Syndrome) merupakan penyakit autoimun yang cukup langka telah menyerang Cang Ato. Selama 1,6 tahun tubuhnya ini tidak bergerak sama sekali. Tidak ada yang bisa dilakukan, galau, stress menghampiri. Sampai beliau berkata kepada istrinya " Umi lebih baik ayah mati, kasihan dengan umi cape ngurusi ayah,".
Allahu Akbar... Allah sedang menghapus dosa-dosa beliau, sebagaimana H.R. Bukhari "Dan tidaklah seorang muslim yang tertimpa musibah (sakit) melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya.”
Setelah 1.6 tahun secara perlahan tubuh Cang Ato mulai bergerak. Singkat cerita tangan sudah bisa menyentuh muka sementara kaki masih terbujur kaku.
Suatu hari HP istrinya berdering, Cang Ato mencoba menyentuhnya, dan ternyata beliau bisa. Horee, sorak riang gembira hati Cang Ato, babak baru akan dimulai.
Dalam hati Cang Ato berkata, "apa yang bisa saya lakukan dan bermanfaat untuk orang banyak". Ternyata "Menulis', itulah hal yang bisa Cang Ato lakukan. Akhirnya Cang Ato pun menulis setiap hari. MasyaAllah...., dalam sakit, dalam derita Cang Ato tak berputus asa, beliau masih memikirkan apa manfaat yang bisa ia berikan untuk orang banyak. Semoga keberkahan selalu mengalir untuk beliau... aamiin...
Melalui postingan Facebook, Cang Ato menuliskan segala deritanya, disertai selipan kalimat-kalimat motivasi yang memang beliau gemari sejak dulu. Hal itu ternyata membuat para pembacanya tertarik. Sampai-sampai Om Jay pun menghubungi dan mengajak beliau untuk ikut pelatihan gelombang 8. Cang Atopun berusaha mengikuti walau dengan sisa tenaga dan sebatas kemampuannya. Dengan mengikuti pelatihan tersebut, membuat Cang Ato semakin merasa bertambah nutrisi keilmuan menulisnya. Dan akhirnya beliau dapat melahirkan kembali buku solo keduanya, yang tercipta disaat-saat beliau terbaring tak berdaya. Masya Allah,, Luar biasa.. tekad kuat tak akan menghianati hasil ya Cang...
Sejak saat itu Cang Ato terus menulis dan menerbitkan hingga mempunyai 10 buku solo ber-ISBM. Buku ke 11 sedang proses ISBN dan buku ke 12 sedang diedit.
Disamping menulis, Cang Ato belajar desain cover buku dengan pak Ajinatha. Dan aktivitas beliau sekarang menulis, layout, dan cover buku dilakukan sendiri.
Yang dihasilkan setelah menulis? Buanyak bener 😀😀
- bisa melayout buku
- kedatangan YouTuber
- Chanel Sutrisno Muslim "Guru Inspiratif"
- Chanel Akbar Zaenudin " Guru Inspiratif"
- mendapatkan Penghargaan
- mendapatkan uang
- mendapatkan teman
- Net working
- Mudah naik pangkat
Demikianlah kisah hidup Cang Ato yang mampu memberi semangat, motivasi bagi penulis-penulis mula seperti kami.
Trimakasih Cang Ato.... Semoga seluruh kehidupan Cang Ato dan keluarga diliputi kebahagian dan keberkahan selalu.... aamiin
Tak ada yang tak mungkin ketika kita berupaya beriring doa... Lahirkan kebaikan jua manfaat bagi sesama dan umat, yang kelak mengalirkan pahala tak putus dan selalu terus, hingga akhir masa....
Wassalamualaikum wr.wb
.
Mantap Bu Ulfa, kembali Rajin bikin resume. Iya jangan sampai ketinggalan lagi hehe
BalasHapustrmakasih pak bri
BalasHapus